Rabu, 03 Januari 2018

“PENTINGNYA BERSYUKUR ATAS NIKMAT YANG TELAH ALLAH BERIKAN KEPADA HAMBA-NYA”



ABSTRAK

          Syukur termasuk bagian dari ajaran Islam tentang cara berterimakasih yang penting dan sangat diperhatikan di mata Allah sekaligus juga bagi manusia. Dalam studi Al-Qur’an, syukur merupakan lawan dari kufur. Kufur dimaknai menutup diri, sedangkan syukur diarttikan membuka atau mengakui diri. Efek positif syukur bisa membuat seorang manusia yang sedang dilanda kesusahan menjadi penuh keringanan dan mendapat kenikmatan dalam hidupnya. Nikmat Allah yang diberikan kepada kita tidak terhitung dan tidak terbatas, nikmat-nikmat itu datang silih berganti baik pada waktu siang atau malam dan nikmat yang paling besar yang diberikan oleh Allah kepada hambaNya adalah nikmat mendapat hidayah agama Islam. Tetapi dalam praktiknya kebanyakan manusia belum bisa mengamalkan secara maksimal pentingnya suatu ajaran tentang mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan. Hal tersebut bisa terjadi karenanya kurangnya pemahaman dan cenderung tekstual ketimbang kontekstual. Oleh karena itu tulisan ini lebih memfokuskan pada pembahasan tentang syukur atas nikmat Allah swt dalam Al-Qur’an.



            [That included a part of the teachings of Islam on how to thank the important and is considered in the eyes of Allah, as well as for humans. In study of al-Qur’an, gratefully is the opposite of Kufur. Kufur intrepeted as exclusive, where as gratefully acknowledge themselves or inclusive. The positive effect of gratefully can make a man who was hit by distress to be full of breaks and gets pleasure in his life. Scrumptious Allah given to human beings to be counted and are not limited, the pleasure it came and went well in the afternoon or night and the biggest pleasure given to mani s good to get’s Hidayah of Islam. But in practice most people can not apply to the fullest the importance of a school about ingratitude have Allah gave us. This can duet o lack of understanding and tend to textual than contextual. Therefore this is more focused on the discussion about gratitude for the blessings of Allah swt in the al-Qur’an.]


Kata Kunci :

Syukur dan Nikmat

Pendahuluan

“Know that thankfulness is from the highest of stations, and it is higher than patience, and fear and detachment of the world”.

-Imam al-Ghazali-

            Manusia tidak akan pernah merasa cukup karena manusia bukanlah makhluk yang sempurna, dari tidak sempurnaan itu manusia harus mensyukuri terhadap apa yang telah ia miliki, karena orang lain belum tentu memilikinya. Di zaman yang serba modern ini banyak sekali orang yang tidak merasa puas atau merasa cukup baik dalam segi harta maupun jabatan. Banyak orang yang hanya memikirkan hal duniawi saja, sedang mereka lupa akan hal akhirat. Dalam konteks ini, problematika syukur yang dialami dan dirasakan manusia menjadi penting dicermati kembali dalam upaya bersungguh-sungguh untuk menuju jalan lurus Allah. Allah adalah tujuan hidup setiap ciptaan-Nya. Artinya, ekspresi syukur seperti apa yang telah dilakukan manusia, apakah sejalan dengan perintah-Nya atau belum. Rasanya, syukur disini tentu selalu dimulai sekaligus dipengaruhi oleh epistomologi kesadaran akal pikiran manusia sekaligus hati perasaannya yang berpengaruh dalam praktik bahasa agama setiap pribadi manusia.[1] Dari sinilah, perbuatan dan pola bersyukur akan tampak. Pembacaan sekaligus penafsiran kitab suci al-Qur’an tentu saja memerlukan metode, pendekatan dan metodologi tertenty sesuai dengan tujuan dalam praktik kehidupan sehari-hari.[2] Segala sesuatu yang terdapat di bumi ini adalah pemberian oleh Sang Maha Pencipta. Pemberian yang Allah swt meliputi berbagai aspek di kehidupan, salah satu contohnya adalah nikmat. Nikmat dalam bahasa Arab memiliki arti kebaikan, keenakan, dan semua rasa bahagia. Hal-hal yang bisa dirasakan datangnya suatu nikmat ialah seperti nikmat sehat, nikmat memiliki kepandaian, nikmat diberikan kemudahan, dan lainnya. Allah berfirman dalam surat An-Nahl : 3 yang artinya “Dan tidak ada kenikmatan yang ada pada kalian kecuali datangnya dari Allah” ini merupakan dalih yang tegas dan jelas dimana segala nikmat itu datangnya dari Allah. Oleh sebab itu jika kita diberikan kesehatan, kepandaian, kemudahan dan segala bentuk kenikmatan lainnya sudah sepatutnya kita sebagai penikmatnya  harus memiliki sifat bersyukur atas apa yang telah Allah berikan. Bersyukur merupakan suatu sifat yang wajib dimiliki oleh setiap hamba Allah karena dengan sikap ini seseorang bisa mengingatkan untuk berterimakasih kepada pemberi nikmat (Allah) dan perantara nikmat yang diperolehnya (manusia).

Dimafhumi bahwa problematika pemahaman syukur bukan sesuatu yang baru dibahas. Namun, ibarat seumur manusia, bahasan syukur telah ada mulai dari adanya manusia hingga hari ini dan nanti. Informasi ini bisa didapat dari berbagai sumber, khususnya dalam al-Qur’an yang secara nyata menjelaskan dan membuktikan kepada semua manusia tentang syukur dari satu masa ke masa yang lain. Intinya adalah syukur adalah kunci kebahagiaan dan kesuksesan bila setiap manusia mampu mengamalkannya secara maksimal.[3]

Pengertian Syukur

          Kata kunci dari syukur adalah suka berterimakasih, tahu diri, tidak mau sombong, dan tidak boleh lupa Allah. Bagi seorang Muslim kunci syukur itu adalah ingat Allah. Kita ada karena Allah dan kepada-Nya kita akan kembali. Di sinilah, syukur seringkali disamakan dengan ungkapan rasa “terima kasih” dan segala pujian hanya untuk Allah semata. Semakin sering bersyukur dan berterima kasih, kita akan semakin baik, tenteram dan bahagia.

Syukur juga berarti menampakkan sesuatu kepermukaan. Dalam hal ini menampakkan nikmat Allah. Sedangkan menurut istilah syara’, syukur adalah pengakuan terhadap nikmat yang dikaruniakan Allah yang disertai dengan kedudukan kepada-Nya dan mempergunakan nikmat tersebut sesuai dengan tuntunan dan kehendak Allah.

Dalam hal ini, hakikat syukur adalah “menampakkan nikmat,” dan hakikat kekufuran adalah menyembunyikannya. Menampakkan nikmat antara lain berarti menggunakannya pada tempat dan sesuai dengan yang dikehendaki oleh pemberinya, juga menyebut-nyebut nikmat dan pemberinya dengan lidah.

Allah berfirman dalam Al-quran:



وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ


Artinya: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". ( Q.S Ibrahim,14: 7)



Apabila manusia mau mensyukuri akan nikmat Allah SWT., maka Allah akan menambah nikmat-Nya, dan apabila manusia itu tidak mau berterima kasih kepada nikmat-Nya, maka sesungguhnya Allah akan mencabut dan juga mengurangi nikmat dari manusia tersebut sebagai hukuman atas kekufurannya.

Bersyukur itu terbagi menjadi tiga bagian, yang diantaranya:

1. Bersyukur dengan lisan, maksudnya ialah mengakui segala kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah Swt dengan sikap merendahkan diri.

2. Bersyukur dengan badan, yakni bersikap selalu sepakat serta melayani (mengabdi) kepada Allah Swt.

3. Bersyukur dengan hati, yaitu mengasingkan diri di hadapan Allah Swt. dengan cara konsisten menjaga dzikir akan  keagungan dan kebesaran Allah Swt.

Sering sekali kita sebagai manusia lalai dalam mensyukuri nikmat Allah dan tidak menyadari bahwa nilai suatu nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepada dirinya. Maka dia baru terasa apabila nikmat itu dicabut dari dirinya, maka dia barulah merasakan dan menyadarinya, contohnya adalah nikmat berupa kesehatan jasmani dan juga kesehatan rohani.







Dalam firman Allah:

 

وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ


Artinya: "Barangsiapa yang bersyukur Maka Sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan Barangsiapa yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". (An-Naml ayat 40)



Cara Bersyukur

Ada banyak cara yang dapat dilakukan manusia untuk mensyukuri nikmat Allah swt. Secara garis besar, mensyukuri nikmat ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Syukur dengan Hati


 


Syukur dengan hati dilakukan dengan menyadari sepenuhnya bahwa nikmat yang kita peroleh, baik besar, kecil, banyak maupun sedikit semata-mata karena anugerah dan kemurahan Allah SWT. Allah SWT berfirman:

Segala nikmat yang ada pada kamu (berasal) dari Allah." (QS. An-Nahl : 53)

Syukur dengan hati dapat mengantar seseorang untuk menerima anugerah dengan penuh kerelaan tanpa menggerutu dan keberatan, betapa pun kecilnya nikmat tersebut. Syukur ini akan melahirkan betapa besarnya kemurahan da kasih sayang Allah sehingga terucap kalimat tsana’ (pujian) kepada-Nya.

2. Syukur dengan Lisan


 


Ketika hati seseorang sangat yakin bahwa segala nikmat yang ia peroleh bersumber dari Allah, spontan ia akan mengucapkan “Alhamdulillah" (segala puji bagi Allah) Wasysyukru lillah (dan segala bentuk syukur juga milik Allah).

Karenanya, apabila ia memperoleh nikmat dari seseorang, lisannya tetap memuji Allah SWT. Sebab ia yakin dan sadar bahwa orang tersebut hanyalah perantara yang Allah SWT kehendaki untuk “menyampaikan" nikmat itu kepadanya.

Al pada kalimat Alhamdulillah berfungsi sebagi istighraq, yang mengandung arti keseluruhan. Sehingga kata alhamdulillah mengandung arti bahwa yang paling berhak menerima pujian adalah Allah SWT, bahkan seluruh pujian harus tertuju dan bermuara kepada-Nya.

Oleh karena itu, kita harus mengembalikan segala pujian kepada Allah SWT. Pada saat kita memuji seseorang karena kebaikannya, hakikat pujian tersebut harus ditujukan kepada Allah SWT. Sebab, Allah adalah pemilik segala kebaikan.





3. Syukur dengan Perbuatan


 


Syukur dengan perbuatan mengandung arti bahwa segala nikmat dan kebaikan yang kita terima harus dipergunakan di jalan yang diridhoi-Nya. Misalnya untuk beribadah kepada Allah, membantu orang lain dari kesulitan, dan perbuatan baik lainnya. Nikmat Allah harus kita pergunakan secara proporsional dan tidak berlebihan untuk berbuat kebaikan. Rasulullah saw menjelaskan bahwa Allah sangat senang melihat nikmat yang diberikan kepada hamba-Nya itu dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Rasulullah SAW bersabda:

Sesungguhnya Allah senang melihat atsar (bekas/wujud) nikmat-Nya pada hamba-Nya." [HR. Tirmidzi dari Abdullah bin Amr]



Maksud dari hadits di atas adalah bahwa Allah menyukai hamba yang menampakkan dan mengakui segala nikmat yang dianugerahkan kepadanya. Misalnya, orang yang kaya hendaknya menampakkan hartanya untuk zakat, sedekah dan sejenisnya. Orang yang berilmu menampakkan ilmunya dengan mengajarkannya kepada sesama manusia, memberi nasihat dan sebagainya.

Maksud menampakkan di sini bukanlah pamer, namun sebagai wujud syukur yang didasaari karena-Nya. Allah SWT berfirman:

Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur)."(QS. Adh-Dhuha : 11)



4. Menjaga Nikmat dari Kerusakan


 


Ketika nikmat dan karunia didapatkan, cobalah untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Setelah itu, usahakan untuk menjaga nikmat itu dari kerusakan. Misalnya, ketika kita dianugerahi nikmat kesehatan, kewajiban kita adalah menjaga tubuh untuk tetap sehat dan bugar agar terhindar dari sakit.

Demikian pula dengan halnya dengan nikmat iman dan Islam. Kita wajib menjaganya dari “kepunahan" yang disebabkan pengingkaran, pemurtadan dan lemahnya iman. Untuk itu, kita harus senantiasa memupuk iman dan Islam kita dengan sholat, membaca Al-Qur’an, menghadiri majelis-majelis taklim, berdzikir dan berdoa.

Kita pun harus membentengi diri dari perbuatan yang merusak iman seperti munafik, ingkar dan kemungkaran. Intinya setiap nikmat yang Allah berikan harus dijaga dengan sebaik-baiknya.

Nikmat

Dalam bersyukur ada sesuatu yang penting yaitu mengenali nikmat Allah. Sesungguhnya mengetahui dan mengenal nikmat, merupakan di antara rukun terbesar dalam bersyukur. Karena tidak mungkin seseorang dapat bersyukur, jika dia merasa tidak mendapatkan nikmat. Maka mengenal nikmat merupakan jalan untuk mengenal Sang Pemberi Nikmat, dan kalau seseorang tahu siapa yang memberikan nikmat, maka dia akan mencintainya, sehingga cinta itu akan melahirkan kesyukuran dan terima kasih.

Nikmat Allah tidaklah terbatas pada makanan dan minuman belaka, namun seluruh gerak dan desah nafas kita adalah nikmat yang tak terhingga yang tidak kita ketahui nilainya. Abu Darda’ mengatakan, “Barang siapa yang tidak mengetahui nikmat Allah selain makan dan minumnya, maka berarti pengetahuannya picik dan azabnya telah menimpa."

Maka dikatakan, bahwa syukur yang bersifat umum adalah syukur terhadap nikmat makanan, minuman, pakaian, perumahan, kesehatan dan kekuatan. Dan syukur yang bersifat khusus adalah syukur atas tauhid, keimanan dan kekuatan hati.

Nikmat secara etimologis berasal dari bahasa arab yang berarti segala kebaikan, keenakan, dan semua rasa kebahagiaan. Sesuatu yang bermanfaat di dunia dan akhirat seperti ilmu dan akhlak mulia.

Nikmat Allah amatlah banyak, tidak terhingga dan tak berbilang, namun ada di antaranya yang sangat besar dan pokok yang perlu untuk kita ketahui, yaitu:

·         Nikmat Islam dan Iman



Demi Allah, inilah nikmat yang terbesar, di mana Allah menjadikan kita sebagai muslim yang bertauhid, bukan Yahudi yang dimurkai dan Nashara yang tersesat, yang mengatakan Allah mempunyai anak, yakni Uzair Ibnullah dan Isa Ibnullah, Maha Suci Allah dari sifat yang tak layak ini.

Ibnu Uyainah (Sufyan) berkata, “Tidak ada satu nikmat pun dari Allah untuk hamba-Nya yang lebih utama, daripada diajarkannya kalimat la ilaha illAllah."

·         Penangguhan dan Tutup Dosa



Ini juga merupakan nikmat yang sangat besar, karena jika setiap kita melakukan dosa lalu Allah langsung membalasnya, maka tentu seluruh alam ini telah binasa. Akan tetapi Allah memberikan kesempatan dan penangguhan kepada kita untuk bertaubat dan memperbaiki diri. Allah SWT berfirman,

Dan (Dia) menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin" (QS Luqman : 20)

Berkata Muqatil, “Adapun (nikmat) yang lahir (nampak) adalah Islam, sedangkan yang batin adalah tutup dari Allah atas kemaksiatan kalian.”



·         Nikmat Peringatan



Peringatan adalah termasuk nikmat yang besar, dan ini merupakan salah satu ketelitian Allah agar hamba-Nya tidak terlena. Tanpa kita duga terkadang ada seseorang yang datang meminta makan atau sesuatu kepada kita, yang dengan perantaraan orang yang sedang kesusahan tersebut akan membuat kita ingat terhadap nikmat yang diberikan Allah.

·         Terbukanya Pintu Taubat



Merupakan nikmat yang sangat besar dari Allah adalah terbukanya pintu taubat, sebanyak apa pun dosa dan kemaksiatan seorang hamba. Selagi nafas belum sampai tenggorokan dan selagi matahari belum terbit dari barat, maka pintu taubat selalu terbentang untuk dimasuki oleh siapa saja.

·         Menjadi Orang Terpilih



Nikmat ini hanya dapat dirasakan oleh orang yang beristiqamah, wara’, dan selalu menghadapkan diri kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala serta tidak menoleh kepada yang lain. Maka Allah menguatkan hatinya ketika fitnah tersebar di sana-sini, meneguhkannya di atas ketaatan ketika orang berpaling darinya.

Allah hiasi hatinya dengan iman dan dijadikan cinta kepadanya, lalu dia benci terhadap kefasikan dan kemaksiatan. Ini termasuk nikmat paling besar yang harus disyukuri dengan sepenuhnya dan dengan sanjungan sebanyak banyaknya.

·         Kesehatan, Kesejahteraan dan Keselamatan Anggota Badan



Kesehatan, sebagaimana dikata-kan Abu Darda’ Radhiallaahu anhu adalah ibarat raja. Sementara itu Salman al Farisi mengisahkan tentang seorang yang diberi harta melimpah lalu kenikmatan tersebut dicabut, sehingga dia jatuh miskin, namun orang tersebut justru memuji Allah dan menyanjung-Nya.

Maka ada orang kaya lain yang bertanya, “Aku tak tahu, atas apa engkau memuji Allah? Dia menjawab, “Aku memuji-Nya atas sesuatu yang andaikan aku diberi seluruh yang diberikan kepada manusia, maka aku tidak mau menukarnya. Si kaya bertanya, “Apa itu? Dia menjawab, “Apakah engkau tidak memperhatikan penglihatanmu, lisanmu, kedua tangan dan kakimu (kesehatannya)?

·         Nikmat Harta (Makan, Minum dan Pakaian)



Bakar al Muzani berkata, “Demi Allah aku tidak tahu, mana di antara dua nikmat yang lebih utama atasku dan kalian, apakah nikmat ketika masuk (menelan) ataukah ketika keluar dari kita (membuang)? Berkata Al-Hasan, “Itu adalah kenikmatan makan.”

Aisyah Radhiallaahu anha berkata, “Tidaklah seorang hamba yang meminum air bening, lalu masuk perut dengan lancar tanpa ada gangguan dan keluar lagi dengan lancar, kecuali wajib baginya bersyukur.”

Adapun cara menyikapi nikmat yaitu:

  1. Mengakui nikmat yang diberikan dengan penuh ketundukan.
  2. Memuji yang memberi nikmat atas nikmat yang diberikannya.
  3. Cinta hati kepada yang memberi nikmat dan (tunduknya) anggota badan dengan ketaatan serta lisan dengan cara memuji dan menyanjungnya.
  4. Menyaksikan kenikmatan dan menjaga (diri dari) keharaman.
  5. Mengetahui kelemahan diri dari bersyukur.
  6. Menyandarkan nikmat tersebut kepada pemberinya dengan ketenangan.
  7. Engkau melihat dirimu orang yang tidak pantas untuk mendapatkan nikmat.
  8. Mengikat nikmat yang ada dan mencari nikmat yang tidak ada.







Kesimpulan

        Setelah mengetahui kebenaran, kesempurnaan, serta keistimewaan nikmat Allah, tidak selayaknya kita melalaikan nikmat ini begitu saja. Hendaknya kita mensyukuri nikmat ini dengan sebenar-benarnya syukur, agar Allah tidak mencabut nikmat itu dari kita. Dari beberapa ayat yang saya ambil, dapat saya simpulkan bahwa semua nikmat yang Allah berikan harus didasari dengan keimanan dan tawakkal kepada Allah. Menjalani perintah serta menjauhi larangan-Nya. Allah saja bisa menambah nikmat kepada hamba-Nya, kenapa kita sebagai hamba-Nya tidak bisa menambah keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah.



[1] Komaruddin Hidayat, Memahami bahasa Agama: Sebuah Kajian Hermeneutik (Jakarta: Paramadina, 1996), h. 89-99.
[2] Ngainun Naim, Pengantar Studi Islam (Yogyakarta: Teras, 2009), h. 10-12. Baca juga Abdul Mustaqim, Epistemologi Tafsir Kontemporer (Yogyakarta: LKiS, 2011).  
[3] Fuad Amsari, Islam Kaafah: Tantangan Sosial dan Aplikasinya di Indonesia (Jakarta: Gema Isani Press, 1995).  

Selasa, 02 Januari 2018

Reaksi Publik terhadap Literasi Visual

Di era modern ini semakin cepat informasi datang dan pergi berlalu lalang begitu saja. Dengan banyaknya kemudahan, minat seseorang sekarang untuk membaca buku sangat berkurang, telah banyak survei yang membuktikan hal tersebut. Dari fenomena tesebut mengharuskan para pewarta foto bertindak lebih aktif lagi untuk dapat berinovasi dalam pemberitaan agar menciptakan suasana kenyamanan antar sesama.

Mengenai soal pemberitaan tentunya tidak lain kita akan menemukan unsur 5W+1H, namun saat ini manusia banyak melakukan  metode literasi visual agar memudahkan pembacanya mengetahui isu apa yang sedang terjadi. Berliterasi visual tetap memperhatikan unsur 5W+1H, karena di dalamnya kita akan tetap memperhatikan bagaimana foto itu memiliki cerita, apa yang diberitakan di dalamnya, siapa orang yang terlibat dalam isu tersebut, mengapa isu tersebut bisa terjadi, kapan dan dimana isu itu terjadi, berapa jumlah orang yang terlibat di dalam isu itu. Lalu dengan literasi visual kita dapat membaca sebuah foto atau gambar tanpa harus membaca secara rinci penjelasan yang biasanya tertera di bawah foto.

Jelas sangat mempermudah para pembaca apabila para pewarta foto menerapkan metode literasi visual. Karenda dengan demikian foto atau gambar tersebut juga akan mudah dipahami dan diambil pesan yang terkandung di dalamnya. Berliterasi visual memang bukan hal yang mudah, namun pewarta foto tentunya wajib memiliki skill untuk menyajikan karya literasi visual.

Sudah seharusnya hal ini menjadi perhatian bagi penggiat foto-foto jurnalistik, sebab jika kita tidak melakukan inovasi pasti sulit untuk beradaptasi terhadap kemajuan-kemajuan yang setiap waktu terus berkembang. Berliterasi visual juga merupakan sebuah inovasi yang patut di coba dan dilakukan. Mengenai manfaat dan kelebihannya jelas sangat menguntungkan karena berliterasi visual itu penting agar setiap individu  bisa lebih memahami dalam membaca sebuah foto atau gambar.


 

Visual Literacy oleh PFI Bandung

Pewarta Foto Indonesia (PFI) dikenal sebagai media yang mewadahi segala karya jurnalistik dan cenderung memberikan support serta perlindungan sebagai kepentingan para penggiat foto jurnalistik untuk tetap berkarya mengabadikan setiap momen untuk menyiarkan informasi baik berbentuk foto ataupun tulisan dengan jangkauan seluas-luasnya dan juga merupakan kepentingan bagi masyarakat umum.

PFI adalah organisasi nir-laba yang bertujuan memajukan kepentingan pewarta foto sebagai suatu profesi yang terhormat, memiliki keterampilan khusus, dan mengemban peran sejarah dalam membuat serta menyampaikan berita foto dan tulisan. Pewarta Foto Indonesia

Selain itu setiap tahunnya PFI sering mengadakan kontes fotografi dan paling ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Bukan suatu ritual tahunan tapi juga sebagai upaya merangkai potongan-potongan peristiwa untuk kemudian dijadikan catatan sejarah manusia Indonesia.

Pada tanggal 6 Juli 2015 PFI mendeklarasikan peresmian dirinya di Kota Bandung. Pertemuan tersebut di hadiri oleh Ketua Pusat PFI, Lucky Pransiska. Dalam sambutannya, Lucky menyampaikan tujuan adanya PFI Bandung ini untuk mengedepankan profesionalisme dalam dunia foto jurnalistik dan dapat berorganisasi dalam lingkup jejaring sosial.

Betambahnya jaringan PFI di Bandung sebagai regional yang sudah ada sebelumnya, yaitu berada di Jakarta, Semarang, Solo, Surabaya, Makassar, Palu, Medan, Pekanbaru, Palembang, dan Riau tentunya akan semakin membantu dalam pelaksanaan penyebarluasan informasi di media manapun.

PFI Bandung melakukan Roadshow bertema "Anushka" di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung pada tanggal 4-6 Desember 2017 . Anushka adalah sebuah bahasa sansakerta yang berarti sebuah Sinar Harapan. Roadshow ini berisi kegiatan pameran foto jurnalistik, diskusi karya foto jurnalistik serta diskusi mengenai literasi visual. Dalam rangkaian acara tersebut dihadiri oleh para mentor mulai dari wartawan freelance hingga perwakilan dari mentor Panna Foto Institute, Edy Purnomo.

Pada pembukaan acara, PFI Bandung mereview portofolio khusus bagi mahasiswa yang ingin berkonsultasi mengenai potofolio foto. Sebelumnya Roadshow tersebut dilaksanakan di Universitas Padjajaran dan Universitas Islam Bandung, lalu kemudian berlanjut di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Dalam pelaksanaanya PFI Bandung bekerjasama dengan Komunitas/UKM foto Jurnalistik Photo'sspeak yang bersikeras berupaya agar para pengunjungnya dapat memaksimalkan acara tersebut untuk mengetahui lebih jauh tentang pameran foto jurnalistik serta ikut serta dalam diskusinya. Photo'sspeak merupakan salah satu komunitas foto jurnalitik

Yang menarik dari pameran fotonya adalah dominan dengan potret 'Human Interest' yang disajikan dengan berbagai macam jenis dan teknik pengambilan gambar oleh PFI Bandung. Foto-fotonya terdiri dari puluhan foto yang di pamerkan menggambarkan peristiwa di Jawa Barat dan Kota Bandung yang dinilai memiliki harapan untuk renovasi. Selain dapat melihat fotonya, pengunjung bisa mendapatkan ilmunya dengan mengikuti diskusi bersama para mentor dari beberapa freelancer pewarta foto. Selain itu diadakan juga diskusi literasi visual oleh Edy Purnomo.

PFI Bandung mengahadirkan Edy Purnomo sebagai mentor diskusi Visual Literacy dengan tujuan mengenalkan dan menjelaskan fungsi diadakannya kegiatan diskusi tersebut. Diskusi ini sangat dibutuhkan oleh penggiat foto jurnalistik khususnya mahasiswa yang akan beranjak menjadi seorang pewarta di generasi selanjutnya. Literasi visual tersebut menitikberatkan agar para pengunjungnya dapat membuka mata dalam membaca foto atau gambar, bagaimana agar foto tersebut memiliki cerita, serta pesan yang disampaikan dari suatu hasil karya tersebut.

Literasi Visual sangat penting dipelajari sebagai bahan diskusi agar para penggiat foto jurnalistik bisa lebih memahami cara untuk membaca sebuah foto kemudian mengolah setiap momennya agar memperoleh  karya foto jurnalistik yang baik. Literasi Visual adalah kegiatan dimana seseorang dapat memahami arti sebuah simbol atau mengenali objek tanpa harus melihat isi penjelasannya secara rinci.

Pentingnya mempelajari Visual Literacy sebagai kemampuan untuk memahami suatu pesan visual atau secara keseluruhan. Selain itu dapat memiliki kemampuan untuk menyimpulkan atau menduga hubungan antara simbol dan kenyataan.

Beberapa harapan PFI Bandung mengadakan pameran serta diskusi tersebut sebagai ajang eksistensi PFI di kacamata masyarakat umum. Selain itu ada harapan lain yaitu dapat berkolaborasi dengan mahasiswa lainnya serta menghubungkan antara komunitas atau UKM foto di Kota Bandung khususnya.





PFI Bandung Gelar Roadshow Pameran Foto Jurnalistik Bertema 'Anushka' di Kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Pewarta Foto Indonesia (PFI) regional Bandung gelar Roadshow pameran foto jurnalistik bertajuk 'Anushka' di Aula Student Centre, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, Senin (4/12/2017). Pada pembukaan acara tersebut PFI Bandung review portofolio khusus bagi mahasiswa yang ingin berkonsultasi tentang portofolio foto. Selain pameran foto jurnalistik, PFI Bandung gelar diskusi 'Visual Literacy' berkerjasama dengan komunitas foto jurnalistik Photo'sspeak. 

PFI Bandung mengadakan Roadshow Anushka tersebut di tiga kampus yang berada di Bandung, yaitu UNPAD, UNISBA, dan UIN Sunan Gunung Djati secara berurutan. Pameran yang diadakan di UIN Sunan Gunung Djati berlangsung selama tiga hari dimulai dari tanggal 4-6 Desember 2017. Dalam pameran tersebut terdapat berbagai macam karya foto jurnalistik dari PFI Bandung mengenai 'Human Interest'.

Para pengunjung khususnya mahasiswa UIN diajak berdiskusi tentang hasil karya pameran foto jurnalistik bersama para fotografer freelance  pada hari ke-2 dan hari terakhir berdiskusi mengenai Visual Literacy oleh salah satu mentor dari Panna Foto Institute, Edy Purnomo. Menurut Edy Purnomo diskusi mengenai Visual Literacy dapat membuka mata dalam membaca foto atau gambar, bagaimana foto itu bercerita, serta pesan yang disampaikan dapat dipahami. Mengingat Visual Literacy sangat penting bagi penggiat foto jurnalistik karena di dalamnya sangat luas pembahasannya.

"Harapan kedepannya PFI Bandung ingin terus berkolaborasi dengan mahasiswa serta dapat menghubungkan antar komunitas atau UKM foto di kota Bandung" ujar Bagus kepala suku Photo'sspeak. 


Jumat, 01 Juli 2016

Kehidupan Setelah SMA

Assalamualaikum Wr.Wb.


Hello..long time no see again on this blog :D
How are you today??
Saya harap dalam keadaan baik baik saja yaa *emotsenyum

"KO BAHASANYA GANTI GANTI SIH LO??"
"BODO AMAT BLOG BLOG GUE H H H"
*percakapan antara sisi lain seno dan seno yg ori

adudu emang gaje yaa blog akumah makanya jangan dibaca
ehh malah dibaca lagi
kan aku udah bilang jangan dibaca
ehh bandel
tuh kan
tuh kan
haha yaudah deh karena bandel aku mau cerita sedikit aja deh yaa jangan banyak banyak nanti mubazir dan jangan nyesel udah baca :p

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
3
2
1

Oke kembali dengan saya si blogger gaje H H bodo amat dah

Di post ini aku bakal cerita tentang apa yang dirasakan setelah tamat(dibaca lulus) dari SMA
Sebenernya aku tamat(dibaca lulus *kekeuh) bukan dari SMA aja tapi dari Pondok pesantren juga, karena emang aku sekolah di Pondok Pesantren di sebuah kota transit di Jawa Barat.

yaa tadi sedikit intro tentang preambule(dibaca pembukaan) dari cerita aku  H H

Setelah tamat(dibaca lulus *-_-) dari SMA sekaligus Pondok Pesantren aku semangat ingin ngelanjutin ke perguruan tinggi dan punya keinginan juga untuk kerja tapi gaboleh sama my parents. Sudahlah~

Akhirnya aku harus coba coba tes ke perguruan tinggi, dari tes jalur rapor sampe tes tulis masih nihil hasilnya. But i don't care i must try again and try try try!

Dibalik kesulitan untuk masuk universitas aku juga memiliki kesulitan yg lain, yaitu dengan masa nganggurku dirumah, itu sangadd bosan.
Aku pingin travelling atau apalah main yg jauh, tapi aku kepikiran mulu sama perguruan tinggi
Logikanya mungkin gini yaa, Balik lagi dengan keinginan aku untuksekolah dan itu harus tes segala macem, aku pikir itu ga semudah membalikkan telapak tangan melainkan sesusah membalikkan telapak kaki(jangan dicoba).
Nah misalnya aku malah main mulu terus udar ider sana sini lah yaa gimana aku mau bisa masuk ke perguruan tinggi akunya aja gaada usaha apapun.
Dan itu bisa dijadiin sebagai salah satu penyebab susahnya aku lolos tes.

Dalam hal lain aku juga sedang menjalani perang batin
...
"LEBAY LOO PERANG BATIN PERANG BATIN SEGALA!" |
"BODO AMAT DIBILANGIN JUGA INI BLOG GUEEEE!"     | ------------> SKIP!
*percakapan kembali oleh sisi lain seno dan seno yg ori               |

Aku rasa sekarang aku lagi jauh sama ibadah, aku selalu menganggap itu hanya formalitas saja, aku tau ibadah itu bukan hanya bisa diliat 'oh aku udah solat' 'oh aku lagi puasa' 'oh itu haram' 'oh itu halal'.
Bukan begitu sebenarnya yg aku inginin, tapi aku ingin dibimbing kembali untuk kembali ke ajaran yg benar. (Buset sesesat apa gue yak :v)
Aku pingin ke mana mana selalu merasa murraqobah, selalu ingin muhasabah, selalu ingin inget sama pedoman hidup(Al Quran).
Ngomong dan berharap mah gampang ya. Iya gmpang yaaa wkwk
Tapi apa yg diharapin itu terkadang ga sesuai sama hasil.
Karena hasil itu yg menentukkan adalah usaha yg dilakuin diri sendiri. ----> quotes by me (WKWK)
Kalau usahanya hanya cuma cuma yaa gimana mau bisa?
Yaudah deh aku harus berusaha terus untuk bisa masuk ke perguruan tinggi gamau bikin kecewa ortu, dan aku juga selalu berdoa untuk hasil yg terbaik. Yg baca post ini wajib doain aku juga yaa :D H H




Di sisi lain juga aku merasakan hal hal berikut : (udah kaya procedure text ya wkwk)
Selalu ngerasa kalau aku berdoa bakal ngehapus dosa aku tapi aku lakuin lagi, gimana aku diampuni dosanya
Hafalan Al Quran udah mulai lupa lupa
Selalu kalah sama godaan setan
Solat malam udah jarang
Solat 5 waktu pernah kelewat
Solat Sunnah udah jarang
Ke masjid jadi serasa berat kaki melangkah
Ke majelis ilmu apalagi, padahal majelis ilmu itu taman surga yg ada di dunia loooh (sekedar info)
....
Istiqomah men aku pingin istiqomah lagi
Aku pingin berubah
Kuatin dinding iman aku Ya Allah.. (Aamiin)


Eh bentar aku tadi ngetik kalau aku bakal cerita dikit ya, kenapa jadi panjang gini yaa ah jadi terbawa alur cerita ini -____-
gapapa deh bonus bagi yg baca :p (itu juga kalau ada yg baca wkwkwkwk)

Udah ah lebih enak nge vlog sih daripada nge blog, cuma kalau nge vlog itu aku ga pede di depan kameranya, kaya ngetawain mulu tuh kameranya ke aku, jadi akunya malu malu gitu wkwkwk *apasih

Udah yaaa closeee sampai disini cerita aku yg sangat gaje ini wkwk
Salam para pencari pahala :D H H H


Assalamualaikum Wr.Wb.








.

Jumat, 13 November 2015

Sekuat-kuatnya Aku!

Assalamualikum wr wb

Setinggi puji sedalam syukur selalu terpanjatkat kepada Allah swt yang selalu memberi nikmaat dan karuniaNya yang tiada batas
Dan tak lupa kiriman do'a dan sholawat selalu tercurah limpahkan kepada junjungan dan sang tauladan umat Muhammad saw yang telah membawa umat manusi dari zaman kegelapan sehingga zaman yg terang benderang ini

Udah lama banget aku ga ngeblog, tapi gapapa deng da isinya juga gaada yg penting dan gaada yang baca mungkin (?)
Ya seperti biasa blog akumah tempat khusus untuk cerita yang khusus juga. mudeng gak? :D
langsung aja deh..

Jadi aku ngalamin dimana semua rasa yg terdapat di hati bergabung dan saling tawuran *lebay
Percaya atau engga ya itumah terserah, tapi jangan sampe ngilangin kepercayaan sama Allah ya dosa. Inget dosa :D

Waktu itu hari selasa (terus kenapa?)
Jadi begini hari itutuh aku ngadain acara Launching Buletin Kicau BU di aula pesantren aku
Dari segi persiapan sih gaada masalah..
Cuma pas lagi acara ada sedikit masalah 
Pas sambutannya ajasih
Jadi mudir aku tuh yang ngasih sambutan aga telat datengnya, tapi gapapalah yang penting hadir
Cuma pembina aku tuh gadateng gegara anaknya sakit
Yasudahlah aku bisa apa, masa mau dipaksa dateng juga? emang aku bosnya :v
Acaranya lancar lancar aja kooo, malah bisa dibilang sukses, soalnya dari audiencenya santri ikhwan akhwat dan mudir serta ustadz2 yang hadir terlihat bahagia dan menikmati aja acaranya, gada yang kecewa atau ngomen koo..

Tapi dibalik kesenangan mereka, ada perasaan yang ga biasa aku rasain sebelumnyaa
Malam itu emang malam yang sangat nyiksa batin lah pokoknya. Aku ngerasa ada yang ga beres sama semuanya.
Cuman ya aku bersikap dewasa aja kalem kalem gimana gitu.. padahal mah ........

Keesokan harinya..
Aku sekolah berangkat pagi sambil bawa kamera sama buletin yang mau disebarin
Terus pas jam pelajaran aku izin ke gurunya nyusun buletin buat ntar istirahat disebarin
Setelah jam istirahat tiba, aku ngumpulin anggota tim redaksi aku buat bantuin aku nyebarin tuh buletin
Pas udah kebagian tugasnya masing2 yaudah kita berngkat menuju tempat yang dituju
Fine dari tempat awal yaitu tata usaha gaada masalah apaapa...
Sampai pada akhirnya di kantor yayasan. Disitu aku mulai ngerasa gaenak sama ucapan mereka tentang buletin ini.
Malah kalau dibilang bukan ucapan sih menurut akumah. Komenan yang lumayan ngena lah.
Disitu aku ngerasain perang batin yang saling berkecamuk. Antara benar dan salah deh pokonya
Aku layaknya korban salah tangkap. soalnya pertanyaan demi pertanyaan yg diajuin mereka seolah olah harusnya bukan aku yg ngejawab dan emang ga pantes aku jawab.
Padahal aku niatnya cuman mau nyebarin buletin aja pakkkk bukan minta di intro -____-

Setelah itu aku ke kelas, eh pas di kelas gurunya malah pundung gegara aku sama temen ku yg nyebarin buletin telat masuknya. yaudahlah aku juga lg ga mood belajar lebih baik diem. tapi lama kelamaan mancing aku harus ngomong juga malah kalau bisa dibilang kaya debat pers gitu :v
Udahlah bodo amat gapeduli. Eh adalagi masalah timbul, temen aku mainin kamera kan terus lensanya di lepas2in alasannya mau liat dalemnya. 
Aku udah bilang jangan eh batu yaudahlah diemin aja. Ehhh taunya bener kan something problem terjadi, fokusnya kata temen aku yg lainnya rusak. Duhh kebayang kan keselnya gimana.
urusan yg satu aja belum kelar udah nambah aja lagi -_-

Belum selesai bro ceritanya, 
Pas balik ke asrama tepatnya ke kamar aku.. Keadaan di luar lagi hujan gede.
What Happen?? kamar aku bocor coba -____- ada ada aja, tambah mendidih aja nih batin :3
udah gitu temen2 sekamar aku bukannya bantuin malah nonton bola. FIX banget kan (n)
yaudah deh aku urusin dah tu kamar sama si Ali..

selesai dari situ aku masih kepikiran tentang buletin sampe sholat juga gatenang, Pas magrib tuh aku minta telpon ortu.
Nah entah kenapa aku tiba tiba cerita dan baper dah -__- 
biasanya kalau aku lg ga mood mending tidur biar bisa ngelupain apa yg lg aku alamin
berhasil dari tidur itu untuk ngelupain yg kemaren, ehhh my bokap nelpon pagi2.. duh bahas yg kemaren lg -_-
percuma dah hasil tidurnya.. disitu aku jadi baper lagi, dan my bokap maksa pingin ke sekolahan buat ngedatengin orang yang bersangkutan alasannya ya gaterima aja aku digituin. Yaelah pa udah bukan anak kecil lagi.
cuman aku larang soalnya bakal nambah nambah masalah aja bukan nyelesain.
dan aku ambil kesimpulan aja untuk nyeritainnya di rumah, akhirnya ortu aku setuju. Tumben ngerti :v
yaudah aku suruh ortu aku telpon ke ustadz untuk minta izin. Tapi sebelum aku ambil tuh surat izinnya, ku mikir mending sekolah dulu deh kayanya, soalnya hari itu (kamis) ada pengambilan nilai.

pas di sekolah aku dateng cuma duduk terus nyoba2 ngetik buat LPJ kegiatan kemaren. Tpi emang bener2 otak aku ngeblank kayanya ya. yaudah akhirnya ku matiin dah tuh laptop. dan aku duduk ngelamun sampai guru dateng.
pas guru dateng aku perhatiin aja dia nerangin, terus pas dia ngasih tugas di papan tulis aku cob buat ngerjain soalnya semua. Sambil ngetes nih otak bener2 ngebalnk ato engga.
akhirnya ternyata otak aku masih normal2 aja koo jawabannya bener semua alhamdulillah. padahal matematika itu pelajaran yg paling sulit dah --"

setelah pelajaran matematika tuh seni budaya, dan aku baru inget kalau kelompok aku bakal nampil buat nyanyi.
duh tau kan orang lg males ngomong disuruh nyanyi gimana jadinya (?) tapi temen aku ada yg ngerti keadaan aku, dia ngedeketin aku dan megang pundak aku dan ngomong " gua salut sama lu sen, lu bisa nangis gara2 amal perbuatan lu, Umar bin Khattab juga dia gapernah nyenyak tidurnya gara2 mikirin kaumnya, lu hebat sen, yg pertama lu lakuin sekarang curhat sama Allah ttg masalah lu ini, terus ke ortu lu, dan masih banyak pundak temen lu yg bisa lu rangkul buat dengerin dan ngasih saran buat lu, kita semua sahabat sen, yg sabar oke ". Emang lg baper kali ya akunya, jadi terharu dengernya ;')
oke gapapa aku coba untuk nampilin yg terbaik buat kelompok aku dan nilai individu sebagai pengganti nilai ntar UAS
setelah pelajaran seni budaya itu pelajaran kimia. Jadi pas pelajaran kimia tuh ada persentasi, dan di kelompok aku, aku sebagai pematerinya lagi -_- duh sial --"
yaudah gapapa aku ikutin aja :))))))

Pas pulang sekolah..
aku ambil deh tuh surat izin tadi, terus aku prepare untuk pulang kerumah di Bandung.
pas dijalan aku mikirin, sebenernya aku nih lari dari masalah apa engga sih,
soalnya diadain buletin di sekolah aku tuh kaya beban banget bagi aku mana aku pimpinan redaksinya lagi --"
yaaa walaupun dapet aspresiasi yg baik dari sekian banyak penduduk di pesantren aku, cuma mungkin ada beberapa yg kurang suka dari segi komunikasinya. 
nah itu yg menjadi pikiran aku sampe sekarang, aku kasian sama anggota tim redaksi aku, aku kasian sama ketua organisasi aku yg udah turun langsung ngebantu aku, aku kasian juga sama pembina aku gegara dia harus berurusan sama pihak yayasan dan satu lagi aku gaenakan sama alumni gegara menyalahgunakan hak ciptanya :3
dan aku bingung ini salah dari akunya atau siapa. mungkin memang aku yg salah. Tapi My Bokap tetep ngebela aku. Aku tuh gasalah, My Bokap Qola " di Paskibra kamu kan sering di tes mentalnya, apalagi kamu sekarang jadi ketuanya masa masalah ginian doang kamu bisa nangis gitu, berarti ada yg gaa beres nih di sekolahnya, nanti disamperin deh sama saya orangnya, masa anak saya di bikin gatenang disekolahnya "

Duh itu terlalu lebay dan gapenting lah yah untuk aku, aku bukan anak kecil lagi pah :g mungkin memang aku lagi butuh ketenangan aja dirumah ;v

udah deh cukup aku ceritanya, udah panjang banget soalnya
oh ya untuk edisi kali ini aku haidahin foto deh hasil dari cerita yg udah dibaca :v
oke dicukupkan yaaa
thanks for reading
wasalamualaikum wr wb (y)


 Ini Contoh Buletin Halaman 1 & 4

 Ini contoh Buletinnya halaman 2 & 3

 Ini Lagi Berunding

 Ini Lagi Evaluasi Kegiatan

 Ini Backroundnya

 Ini Waktu Udahannya

Ini Sama Si Jamur Ateng :v

Ini Juga Sama